Wednesday, September 24, 2003

Flowers I Have

Flowers sway to the soft morning breeze
Patiently the colors shimmer under the light
And they dance with a rhythm that smiles
Hoping only to put a smile in your heart

Wednesday, September 17, 2003

Waktu Berlalu

Malam tergeser oleh pagi buta
Kulalui dengan impian ganti realita
Dengan rasa curiga jiwa menerima
Apa yang disajikan masa lalu

Pagi buta temui sinar sang mentari
Panas terasa tubuh yang terbangun ini
Dengan rasa kesal kusambut hari
Penuh sesal, dalam jati diri yang rapuh

Sudah cukup ulasku akan waktu
Kuseka sisa rasanya dari tubuhku
Dari janji kosong sang waktu

Tuesday, September 16, 2003

Namamu

Aku tak 'kan biarkan
Embun menyambut esok pagi
Tanpa menyebut namamu
Sekali lagi!

Monday, September 15, 2003

Menjadi Sederhana Jauh Lebih Indah

..............

mungkin tembok-tembok Jakarta
yang serakah ini
terlalu tebal untuk kita lalui
terlalu kokoh untuk kita hancurkan

andaikan kita hidup di petak sempit
dengan lantai tanah yang becek
genteng yang bocor
dengan gubuk sebagai batasnya

mungkin kita tak merasa
sejauh ini jaraknya

mungkin menjadi sederhana
jauh lebih indah

Friday, September 12, 2003

Wanita

Dari sisi mana ku harus memandang
Tuk mendapatkan sedikit saja
Akan hatimu yang tersembunyi
Dibelakang senyum dan tawa

Dapatkan latar belakang yang mampu
Tuk dirimu wanita, berdiri bersinar
Kuperhatikan garis wajah mu
Hingga tak ingat waktu tlah berlalu

Sediakah kau wanita
Tuk berhenti tersenyum
Dan tunjukkan warna warna kehidupan
Yang bisa kupakai tuk lukiskan aku dan wanita

Judul untuk Air

Tetesan air dari langit
Perlahan lahan menyentuh bumi
Basahi pijakan kaki manusia
Hilangkan topangan tuk berdiri

Lalu ku ikuti aliran air di jalan
Hanya tuk lihat sosok dirimu wanita
Dapatkan kepastian untuk raih tujuan
Dimana kehadiranmu sirna di kejauhan

Thursday, September 11, 2003

Sahabat

tentang seorang yang kau suka
Belumlah tentu ia seorang sahabat
Tapi, seorang sahabat pasti menyukaimu
Bukan dengan apa yang kau punya
Dan apa yang kau dapat
Tapi dengan kamu adalah kamu

Sahabat tak ‘kan menuntut
Dari apa ada padamu
Sahabat ‘kan selalu memberi
Hingga kau mencapai lebih

tentang seorang yang kau sayang,
Belumlah tentu ia seorang sahabat
Tapi, seorang sahabat pasti menyayangimu
Dan selalu berada di sisimu;
Menjadi tempatmu berpadu

Sahabat ‘kan selalu dekatmu
Kendati berpaut jarak dan waktu
Sahabat ‘kan selalu ada untukmu
Dan buat hidup tiada semu

tentang seorang yang kau cinta,
Belumlah tentu ia seorang sahabat
Tapi, seorang sahabat pasti mencintaimu
Akan kamu apa adanya
Walau tanpa kata mengikat
Sahabat tetap menjadi perekat

Sahabat selalu menanti
Di sepanjang jalan tak terhenti
Sahabat selalu mencari
Jadikan hidup penuh arti

The Painting

To begin I don’t know how
A painting inspired by your face
Try I did, to combine dots and lines
Still, it bears no resemblance

Perhaps it is time to put aside
Pencil, paint and brush together
In truth they simply do not abide
By the need to draw this feeling

Oh, the calm of your face
A heart to place my anchor

In the end, I choose to paint
Only with my love and yearning

(Translation of "Gambar" by Paul I. Pandjaitan)

Tuesday, September 09, 2003

Gambar

entah bagaimana
harus kugambar wajahmu
titik dan garis kupadu
tetap jauh dari wujudmu

mungkin ku sungkirkan saja
pensil, cat dan kuas ini
karena ternyata
mereka tak bisa gambarkan rasa ini

wajah keteduhanmu
hati tempat sauhku

akhirnya hanya bisa kugambar
dengan kasih dan rindu

Entah

Entah apa yang harus ku katakan
Entah pun harus ku jelaskan

Harapanku,
Impianku semalam
Menggapai mu

'tuk sampaikan:
Ku ingin kekekalanku bersama mu

Engkaulah

Engkaulah hati
Lentera yang tak pernah mati
Engkaulah Jiwa
Pelita yang tetap menyala
Engkaulah cinta
Suci dalam hati
Indah dalam nyata